Ketika Dhira Jatuh Cinta

In my eyes, in my mind, love is being drawn …
Even we’re apart, even if we’re hidden, love is you …
I hope the longing that comes with the wind can tell you my
heart.
Love is the moment. The day, the moment you came.
You filled up my eyes, you filled my heart and I keep thinking
of you ….

kata orang, semua itu cinta.
Tapi, kalaulah benar ini cinta, maka cinta menurutku adalah ketika kau kebingungan mencari jawaban dari pertanyaan, “Apa yang membuatmu merasa aman dan nyaman ketika ada di dekatnya?”
“Apa yang menjadi alasan mengapa kamu lebih senang melihat dia dari kejauhan?”
“Apa yang membuatmu jatuh cinta, padahal terlalu banyak perbedaan yang membentang?”
“Alasan apa yang membuatmu lebih bahagia ketika dia berhasil menciptakan gelak tawa di bibir mungil anak kecil,

Tuhan itu Maha Mendengarkan. Kata orang ini cinta, Ketika setiap perbedaan dapat dengan mudah tidak dihiraukan. Usia? Agama? Budaya? Ah, sudah begitu banyak orang yang meleburkan perbedaan itu dalam satu kesatuan, kan?
Kata orang ini cinta,
Ketika secara otomatis banyak tingkah laku yang tidak seharusnya muncul, tapi malah dengan sangat lancar dilakonkan.
Kata orang ini cinta,
Ketika banyak tawa yang diciptakan secara spontan tanpa ada skenario yang sebelumnya ditentukan. Hmmm ... ya,

Love is feeling. The moment I first saw you, love is feeling …
As if time had stopped, I was in love with you and I wanted you,
the person who lives in my eyes

Nggak usahlah terus-terusan mikirin rasa sakit karena patah hati, cukup hadirkan Allah di hati, sakit itu akan hilang sendiri.

maka cinta menurutku adalah ketika kau kebingungan mencari jawaban dari pertanyaan, “Apa yang membuatmu merasa aman dan nyaman ketika ada di dekatnya?”

Ketika pertama kali mata kalian saling bertemu dan tanpa sadar saling melemparkan senyuman, lalu detik setelahnya saling menundukkan kepala secara bersamaan.

Mencoba berpikir, kenapa semenjak jatuh cinta, sikap gue makin aneh. Kalau cinta yang kayak gini itu benar, kenapa perasaan gue gelisah? Gue tahu ada yang salah dalam diri

Akhirnya, nggak ada jalan lain, gue berubah jadi secret admirer karena nggak bisa mengungkapkan perasaan gue secara langsung ke dia. Pertama, karena gue perempuan. Malu bangetlah kalau ditolak. Kedua, karena dia bilang belum siap nikah. Ketiga, karena ketakutan lainnya yang nggak masuk akal. Jadilah gue secret admirer di dunia maya. Stalking media sosial yang dia punya sebisa gue.

Pokoknya, selama gue belum kenal dekat sama sang lelaki, selama dia belum datang melamar ke bokap gue, doa dengan menyebut namanya belum gue lakukan.